sumber gambar: Pinterest |
Oleh: Laras Olivia
Solusi Indonesia tanpa pacaran ya bukan nikah, Bambank! Berumah tangga bukan cuman urusan ngewe.
***
Baru-baru ini viral konten salah satu youtuber karena menyelipkan campaign “nikah muda”. Sampai-sampai #Hamil17 juga trending di twitter. Terserah dia sih sebenarnya mau nikah muda atau apalah, tapi ngapain juga dibikin konten? Thumbnail-nya pake baju seragam SMA pula. Buset! Khanmaen tu bocah.
Bayangin aja nih, dia bikin konten begituan terus diposting ke youtube dan ditonton anak-anak warga +62 yang kepo bangeudddhh. Gak usah bikin alesan deh, mau ngasih edukasi ke anak-anak muda segala. Nikah muda itu gak gampang tau. Dan lagi,video tersebut sangat beresiko, dan bisa jadi misleading informasi yang berpotensi menyesatkan masa depan anak.
Lagian, anak umur 17 tahun kok ya mikirin nikah? Kek gak ada kegiatan lain aja. Menyiapkan diri untuk jadi Capres misalnya, atau mikirin cara gimana bisa jadi anak adopsinya Bill Gate mantap juga tuh. Daripada berdalih nikah muda buat hindarin seks bebas dan zina. Please! Kalau begok jangan kebangetan.
Aturan di Indonesia saja kini sudah membatasi usia pernikahan. Seperti yang tertuang dalam Pasal 7 ayat (1) UU Perkawinan menyebutkan, “Perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19 tahun.” Catat!
Pembatasan usia perkawinan itu diharapkan karena dianggap sudah memiliki kematangan raga dan bisa mendapatkan keturunan yang sehat. Lagipula, kehamilan di bawah usia 21 itu juga rentan resiko. Dalam UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlingdungan Anak menyebutkan kategori anak tidak diizinkan adalah 18 tahun.
Jangan banyak gaya deh mau cinta-cintaan paling romantis sedunia, kalau cinta kalian cuman cinta monyet. Banyak halu. Hidup kalian masih panjang, pergunakanlah sebaik-baik mungkin. Ada banyak cita-cita yang masih bisa diraih, membangun karir cemerlang, jalan-jalan ke luar negeri, dan berwirausaha muda. Pokoknya cari pengalaman hidup dulu!
***
Ngomong-ngomong nih ya, ada satu rahasia yang harusnya diketahui para penggemar Disney Princess. Ternyata, beberapa putri Disney menikah di usia muda. Benar kok, Jasmine berusia 15 tahun, Aurora, Mulan dan Ariel 16 tahun, dan yang paling muda adalah Snow White, berusia 14 tahun. Tiana adalah satu-satunya putri Disney yang berusia matang, yaitu 19 tahun.
Dengan usia mereka yang sebegitu muda, rasanya kisah-kisah mereka tampak menyeramkan. Snow White terlalu muda untuk seorang gadis yang tinggal di sebuah rumah dengan tujuh kurcaci, tepatnya kumpulan lelaki tua. Sedangkan Ariel, jelas-jelas di usianya yang segitu, gak punya urusan harus kabur dengan seorang pria yang nyaris gak dikenalnya ketika ia masih remaja.
Animator Disney sendiri sengaja mendesain para putrinya agar terlihat lebih tua, untuk menghindari pengungkapan usia mereka yang sebenarnya. Walt Disney pernah menginstruksikan animatornya untuk membuat Snow White terlihat “cukup umur untuk menikah.” Padahal usia para pangeran Disney jauh lebih tua geng. Pangeran Snow White saja berusia 20 tahun!
***
Sebenarnya telah terjadi perubahan gaya penceritaan putri Disney dari masa ke masa. Kisah ara putri dibagi menjadi tiga era. Pertama, adalah Era Emas. Di dalamnya termasuk Putri Salju, Cinderella dan Sleeping Beauty. Para putri di era ini memiliki watak yang lembut, berhati hangat, dan mewujudkan citra seorang putri yang ideal cantik paripurna. Aseek.
Selanjutnya disebut dengan Era Renaissans, ada Ariel, Belle, Jasmine dan Mulan. Para putri ini cerdas, unik dan mandiri. Dalam ceritanya, para putri ini bukanlah mencari cinta sejati, tapi menemukan petualangan. Setelah itu muncullah Era Modern. Di sini ada Tiana, Rapunzel, Merida dan secara tidak resmi, Elsa dan Anna. Di era ini gak ada tujuan khusus para princess untuk jatuh cinta dan untuk pertama kalinya menyoroti ikatan antara wanita (Elsa dan Anna dalam Frozen).
Bisa dilihat pada Era Emas dan memasuki awal Renaissans, tidak ada banyak perbedaan di antara putri-putri Disney, mereka digambarkan berkulit putih dan seorang putri kerajaan. Tetapi, Walt Disney mulai menciptakan putri-putri yang beragam. Dalam film Aladdin, Jasmine merupakan seorang keturunan Arab dan merupakan putri non-kulit putih untuk pertama kalinya. Sejak itu, Disney terus melanjutkan tren karakter putri-putri yang beragam secara etnis dan budaya.
Mulan adalah keturunan Tionghoa, Pocahontas adalah penduduk asli Amerika dan Tiana seorang warga Amerika keturunan Afrika. Moana, meskipun tidak secara resmi dilantik dalam jajaran putri Disney, dia adalah seorang Polinesia.
Para putri era emas banyak mendapat kritik karena dianggap terlalu sempurna.
Makanya, Belle muncul untuk melakukan terobosan baru, eh melakukan perubahan gitu lah. Mereka berupaya dan bersusah payah untuk memastikan Belle tetap layak berada pada jajaran putri meski tidak 'cantik'. Menurut penulis skenarionya, Linda Woolverton, karakter Belle dibuat dengan rambut berantakan. Akibatnya, selalu ada gumpalan rambut yang terus jatuh di wajahnya.
Kemudian, putri Merida pun hadir dalam film Brave. Walaupun ia adalah putri pertama yang berasal dari studio animasi Pixar (studio akuisisi Disney). Merida cukup memenuhi syarat untuk berada pada jajaran putri Disney. Merida punya karakter berbeda, karena dia satu-satunya putri yang memiliki saudara laki-laki, bukan saudara perempuan/saudara perempuan tiri, dan satu-satunya putri yang tidak bernyanyi dengan pangeran atau para hewan di dalam filmnya.
Merida adalah putri yang tertarik pada petualangan, dan mempunyai keahlian memanah dan menunggang kuda. Ia telah dibesarkan sebagai putri yang layak, tidak ada malam yang intim, perhiasan yang berkilauan atau gaun yang memesona (Merida, pada kenyataannya membenci pakaian formal).
Princess of DunBroch—julukannya—itu benar-benar putri yang unik. Ia menolak untuk menikahi pria sesuai dengan tradisi. Lucu banget waktu scene film Merida kedatangan para pelamar di istana. Ia benar-benar putri Disney pertama yang gak punya pangeran atau pria idaman. Tetapi ia kuat dan mandiri. Pokoknya jauhlah dari kesan ala-ala putri Disney yang sebelum-sebelumnya. Tapi, beberapa orang juga beranggapan sinis, masa iya seorang putri tomboy begitu. Hahaha. Benar-benar pemberonntak dan sulit diatur.
Tapi bagusnya, Merida gak melulu bermimpi untuk ditemukan atau diselamatkan oleh pangeran. Ia lebih senang memanah dan berlatih bersama ayahnya. Ia memiliki kendali atas nasib dan takdirnya sendiri. Merida juga berjuang menghadapi musuhnya si jahat Mor’du sendirian. Ia yakin bahwa perempuan juga bisa melawan dan memiliki kekuatan yang sama dengan laki-laki.
“Saya Merida! Keturunan sulung dari klan DunBroch, dan aku akan menembak dengan tanganku sendiri!” katanya lantang.
Pencipta The Walking Dead dan penulis komik terkenal, Robert Kirkman, pernah ngetweet: “Aku beruntung hidup di masa di mana Brave menjadi film Disney favorit putriku dan bukan Princess Boy Crazy Lives Only for Marriage.”
Baca Juga: Mengapa Para Disney Princess dan Perempuan di Seluruh Dunia Harus Independen
Nah makanya, kalo mau nikah muda gak bisa asal ngemeng "terserah." Tapi, Perkawinan Usia Anak (PUA) itu jelas-jelas melanggar hukum. Indonesia itu udah menduduki peringkat kedua tingginya angka perkawinan anak di ASEAN.
Gilak apa gak tuh? Makanya kita jangan biarin Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) kerja sendirian buat nyelamatin anak-anak dari praktik pernikahan di bawah umur. Sorry-sorry aja, soalnya kalian bukan princess di kartun Disney. Ini dunia Nyata! Ya Lord. Ingin rasanya ku mengoleskan krim penahan rasa ingin menghujat.
Udah deh, jangan ngada-ngada lagi bikin kampanye yang nyelip-nyelip ajakan nikah muda. Apapun alasannya, tidak ada pembenaran untuk perkawinan usia anak. Titik!
Udah ya tong. Belajar dulu sana, raih cita-citamu sejauh mata memandang. Jangan mau dimodus-modusiN nikah muda, saatnya perempuan gak di rumah aja. Bye...
Disney Princess 'Now': Udah Gak Jaman 'woy' Nikah Muda, Saatnya Perempuan Berkarya
Reviewed by Asique
on
5/22/2020
Rating: