Bencana Cov-19 yang mewabah seantero dunia sudah menampar Indonesia dengan jumlah kasus yang luar biasa betul gengs. Pasalnya, jumlah orang yang telah terpapar virus ini sudah mencapai angka 10-ribuan orang. Dari jumlah itu, 700-an orang meninggal dunia dan 1.500-an orang lainnya dinyatakan sembuh. Data tersebut tentu sangat besar dan akan berubah terus grafiknya, berbarengan dengan upaya negara mencegah penularan secara masif.
Cov-19 merupakan virus yang mudah menyebar lewat interaksi guys. Banyak ahli kesehatan bilang cara melawannya harus dengan pola hidup sehat, supaya imun tubuh kita kuat. Lalu memutus mata rantai sebarannya dengan cara membatasi kontak fisik dan sosial. Untuk itu, jangan nongki-nongki dulu ya.
Dengan adanya wabah ini, tidak bisa kita pungkiri telah merubah pola perilaku sosial masyarakat. Saya mencatat setidaknya ada lima perubahan sosial akibat pandemi Cov-19. Mari kita lihat.
***
1. Masyarakat lebih peduli untuk hidup sehat.
Dengan merebaknya Cov-19 di berbagai wilayah di Indonesia secara tidak langsung membius masyarakat untuk hidup sehat. Seperti rajin berolahraga, cuci tangan setiap dari bepergian keluar rumah, selalu menggunakan masker, dan banyak mengkonsumsi buah buahan.
Sebelum adanya wabah cov-19, mungkin kita cuek saja dengan pola hidup yang acakadut. Jangankan hidup sehat, hidup teratur aja susahnya minta ampun. Karena fenomena pandemi ini, tentu mau tak mau masyarakat merubah gaya hidupnya.
2. Perilaku masyarakat jadi over-protektif.
Dengan beredarnya pemberitaan media tentang Cov-19 yang telah melanda Indonesia di sana-sini, tentunya berdampak pada sikap masyarakat yang jadi lebih over-protektif terhadap lingkungan sekitarnya. Ketakutan terhadap virus akan memberikan pengaruh terhadap sikap sosial masing-masing individu. Kita akan lebih mudah menaruh curiga pada orang yang batuk, bersin, atau terlihat pucat di sekitar lingkungan kita, yang sebelumnya semua itu hal-hal yang biasa saja.
Kemudian, masyarakat bekerja sama bahu-membahu mengurangi penyebaran virus ini. Kita bisa melihat aksi-aksi lembaga-lembaga sosial hingga tingkatan RT dari berbagai pelosok di Indonesia. ada yang mengumpulkan donasi dana, ada juga yang langsung memberikan Sembako kepada warga yang kurang mampu, ada juga yang memberi APD kepada tenaga medis. Walau tampak over-protektif, tapi sebenarnya kita tampak harmonis. Cihuy..
3. Aktivitas berbasis teknologi.
Wabah Cov-19 telah merubah wajah pola kerja masyarakat. Hampir semua kegiatan pemerintahan, pendidikan, bisnis, dll, berjalan menggunakan teknologi. Bahkan beberapa perusahaan dan lembaga institusi menggagas #WorkFromHome atau bekerja dari rumah. Entah itu rapat online, belajar online, kuliah online dan sebagai macamnya.
Walau masih banyak yang kalang kabut karena gagap teknologi, setidaknya masa pandemi ini adalah waktu untuk belajar mengenalinya. Apalagi jaman udah semakin modern, jangan sampai kita ketinggalan guys.
4. Uang rakyat untuk rakyat.
Bantuan sosial yang selama ini dianggap tidak tepat sasaran dan tak nampak ihwalnya, berkat pandemi ini jadi lebih cerah jalannya. Melalui pendataan ulang dan penganggaran bantuan Sembako untuk masyarakat kurang mampu, pemerintah setidaknya sadar bahwa rakyat sedang kesusahan.
Karena, dampak dari pembatasan sosial banyak perusahan dan pedagang yang merugi. Akibatnya banyak pegawai di-PHK, dagangan sepi, penyewaan jasa berkurang, dan dampak ekonomi lainnya.
5. Membangkitkan semangat gotong-royong.
Dalam menghadapi pandemi ini, masyarakat kita tampak bersemangat ingin segera menuntaskan penyebaran Cov-19. Hal ini tampak dari sikap gotong-royong masyarakat di setiap daerah masing-masing.
Ada yang menjahit masker lalu dibagikan gratis. Ada gerakan masif di Jawa Tengah Jogo Tonggo untuk memastikan tetangga mereka tidak kelaparan. Dari Riau muncul gerakan lelang peralatan out door para pecinta alam, dananya disumbangkan untuk rakyat yang membutuhkan. Bahkan di beberapa tempat menyiapkan gedung untuk isolasi mandiri bagi warga yang pulang kampung.
Perasaan senasib sepenanggungan memperkuat semangat gotong royong di akar rumput. Rakyat bahu-membahu menolong sesama. Bahkan di kampung-kampung mereka membuat posko untuk pengamanan selama wabah. Semua yang keluar-masuk kampung diperiksa supaya warga kampung tetap aman.
Saya berdoa, semoga virus ini cepat berahir. Agar ekonomi masyarakat cepat pulih, kita harus mendukung langkah-langkah pemerintah dengan adanya batasan sosial.
Saya mengutip pernyataan Presiden Ghana Nana Akufo, ”Kami tahu cara menghidupkan kembali ekonomi rakyat kami, yang kami tidak tau bagaimana menghidupkan kembali orang yang sudah mati."
Dalam menghadapi pandemi ini, masyarakat kita tampak bersemangat ingin segera menuntaskan penyebaran Cov-19. Hal ini tampak dari sikap gotong-royong masyarakat di setiap daerah masing-masing.
Ada yang menjahit masker lalu dibagikan gratis. Ada gerakan masif di Jawa Tengah Jogo Tonggo untuk memastikan tetangga mereka tidak kelaparan. Dari Riau muncul gerakan lelang peralatan out door para pecinta alam, dananya disumbangkan untuk rakyat yang membutuhkan. Bahkan di beberapa tempat menyiapkan gedung untuk isolasi mandiri bagi warga yang pulang kampung.
Perasaan senasib sepenanggungan memperkuat semangat gotong royong di akar rumput. Rakyat bahu-membahu menolong sesama. Bahkan di kampung-kampung mereka membuat posko untuk pengamanan selama wabah. Semua yang keluar-masuk kampung diperiksa supaya warga kampung tetap aman.
Saya berdoa, semoga virus ini cepat berahir. Agar ekonomi masyarakat cepat pulih, kita harus mendukung langkah-langkah pemerintah dengan adanya batasan sosial.
Saya mengutip pernyataan Presiden Ghana Nana Akufo, ”Kami tahu cara menghidupkan kembali ekonomi rakyat kami, yang kami tidak tau bagaimana menghidupkan kembali orang yang sudah mati."
***
5 Perubahan Sosial yang Terjadi Tanpa Kita Sadari saat Pandemi
Reviewed by Asique
on
5/04/2020
Rating: