Gambar: Pexels |
Oleh: Ardian Pratama
Setiap orang berak dengan gaya, bentuk dan pengalaman yang berbeda-beda. Namun, punya kehendak yang sama; ingin buang hajat.
***
Buang
air besar, atau biasa kita memanggilnya ‘berak’, adalah tindakan yang membutuhkan
konsentrasi tingkat tinggi. Harus tahu betul kapan dan berapa energi yang harus
dikeluarkan pada saat mendorong sisa-sisa nasi goreng, mie rebus dan ayam goreng
kaefce yang telah lama dicerna itu. Orang
Indonesia kebanyakan berak dengan metoda jongkok dan membilas air sesudahnya, hal ini lumrah dan sudah
menjadi budaya yang mendarah daging.
Berak
sendiri adalah pembuangan kotoran dari hasil metabolisme tubuh—sistem
pencernaan manusia. Biasanya, makanan akan selesai dicerna hingga menjadi feses
dalam kurun waktu 8-10 jam. Setelah itu, sisa-sisa bahan makanan yang tidak
diproses oleh tubuh akan tertampung di suatu tempat yang namanya rektum. Saat sudah
penuh, baru deh tuh pantat
belingsatan kek setan.
Sebagai
makhluk hidup, berak merupakan aktivitas yang tidak bisa ditunda-tunda
pelaksanaannya. Harus diselesaikan sesegera dan secepat mungkin. Karena
menyangkut dengan masa depan yang lebih niqmat
dan hqq. Selain itu kegiatan ini juga
dapat menyejukkan hati atau sebagai pelipur lara kala dilanda stress berat. Siapa
saja bakal keluar dari WC dengan wajah sumringah setelahnya.
Biasanya
hawa-hawa pengen berak muncul ketika
di pagi hari atau lagi sakit perut. Pada saat itu, walaupun dunia sedang gaduh
atau nilai mata uang anjlok, maka kalian pasti merasa, “bodo amat siapa yang peduli, yang penting berak dulu”. Artinya,
urusan berak lebih krusial ketimbang keamanan nasional, atau bahkan keberlangsungan
hidup manusia sekali pun.
Namun,
sudah menjadi rahasia umum bahwa ketika kita sedang berak, ada saja
perbuatan-perbuatan ganjil yang turut menyertainya. Kadang hanya untuk mengusir
kebosanan atau entah memang lagi gak ada kerjaan. Sebenarnya masyarakat kita
tabu membicarakan hal ini, karena menyangkut privasi dan harga diri. Tapi,
penulis mencoba untuk membuka obrolan ini supaya kalian dapat berbagi ide dan
gagasan saat sedang berak.
Kami
bertanya kepada anak-anak muda Indonesia, apa saja yang biasanya mereka lakukan saat
sedang berak? Beberapa di antaranya bersedia membeberkan aktifitas mereka
ketika sedang berak secara gamblang. Cekidot…
Rega (22 tahun), “Aku nonton
Youtube, main game, menghayal, main air—sembur-sembur dinding, kadang juga parno kalo ada kecoak.”
Syania (20 tahun), “Aku sih fokus pada tujuan di kamar mandi ngapaen.”
Leni (20 tahun), “Main hape doang.”
Jansim (22 tahun), “Kalo aku
berak, seringnya melamun sih. Biasanya
teringat perbuatan-perbuatanku di luar sana, kadang nyesal juga soal keputusan
yang dulu-dulu. Merasa kurang puas aja dengan apa yang udah kulakuin. Pas
beraklah aku bisa merenunginya, sekaligus evaluasi diri, berharap setelah semua
kotoran keluar hidupku semakin lebih baik.”
Fadhli (20 tahun), “Biasalah.. sebat pake Surya.”
Intan (20 tahun), “Kepoin medsos
dan update berita, biar sambil berak ada faedahnya.”
Dawi (22 tahun), “Banyaklah.”
*Catatan:
Penulis tak henti-hentinya tertawa saat menulis artikel ini. :’V
Beberapa Anak Muda Mengungkapkan Apa Saja yang Mereka Lakukan Saat Sedang Berak
Reviewed by Asique
on
7/18/2019
Rating: