Gambar: Pexels |
Oleh: Ardian Pratama
Bapak-ibuk Dewan kita memang begitu. Sekalinya nge-joke langsung dark.
***
Ada cerita menarik baru-baru ini di Riau, namun kurang begitu populer
untuk ditiru, yaitu soal program kunjungan kerja bapak-bapak dan ibuk-ibuk DPRD
ke luar negeri selama 7 hari, yang tujuannya untuk peningkatan *kapasitas kelembagaan perwakilan rakyat daerah.
*Kapasitas = Ruang yang tersedia; daya tampung (KBBI)
Loh, mau rekrut siapa di luar negeri pakek peningkatan 'kapasitas' segala, Suicide Squad? Apa mungkin maksudnya untuk peningkatan 'kualitas'? atau 'integritas'? Entahlah, karena detail agendanya juga gak jelas-jelas kali.
Kabarnya program jalan-jalan ke luar negeri ini bakal menghabiskan duit rakyat sebanyak enam belas milyar, wow. Bisa berapa jam tuh untuk bayar billing warnet atau beli diamond Mobile Legend. Jadi kebayang pamerin semua skin legend dan epic ke teman-teman gamer analog. Njay.
Bapak-bapak dan ibuk-ibuk yang jumlahnya 78 orang itu juga akan diberi uang jajan. Tiap-tiap orang akan mendapat jatah harian yang berbeda-beda. Ada yang dapat dua juta, tiga juta, hingga delapan juta rupiah per hari. Hierarkis gitu modelnya, tergantung XP masing-masing player. Eh, maksudnya jabatan fungsional. Hehe..
Dari laporan Perkumpulan Fitra Riau, banyaknya jumlah dana untuk
jalan-jalan DPRD Riau tahun 2019 ini setara dengan 650 ruang kelas baru untuk sekolah,
beasiswa untuk 18.606 mahasiswa, dan biaya premi 43.413 peserta BPJS selama
setahun.
Kalau ditotalin sih, banyak kalilah uang jajan bapak-bapak dan ibuk-ibuk kita ini. Bisalah dimintai oleh-oleh dan open jastip buat rakyat. Mungkin bagi yang minat coba aja langsung minta ke mereka. Eits, jangan lupa siapkan berkas-berkas yang diperlukan, mana tahu dibutuhkan. Ingat, birokrasi adalah 'kunci'.
Kemudian, bapak-bapak dan ibuk-ibuk kita ini rumornya gak pernah bikin
laporan perjalanan setelah pulang. Jadinya kita gak tau tuh di sana mereka
ngapain aja, belajar apa, bawa ide apa untuk kemajuan daerah, pokoknya senyap.
Hati-hati, ntar diam-diam teberak.
Sebagai anak yang orang tuanya turut membayar pajak, kita seharusnya
jangan mau nih dikibuli dengan program abal-abal semacam ini.
Yang bayar pajak siapa, yang pergi jalan-jalan siapa. Apalagi ndak pernah
ada tuh inovasi baru untuk kemajuan daerah.
Riau yang katanya di bawah minyak dan di atas minyak (minyak bumi dan
sawit), kok gak pernah ya diperbincangkan untuk urusan
terobosan baru atau menjadi daerah percontohan dalam skala nasional. Kita-kita
taunya Riau itu identik dengan skandal korupsi, banjir dan kebakaran hutan.
Malu-maluin aja.
Udeh deh bapak-bapak ibuk-ibuk sekalian, candaan kalian
itu jelek. Netijen-netijen itu udah pande-pande semua. Gak ada
jaminan apa-apa setelah kalian pulang travelling akan bawa
sesuatu. Lagi pula tujuan awalnya kan cuma peningkatan ‘KAPASITAS’ kelembagaan,
bukan kesejahteraan rakyat.
Mendingan bapak-ibuk semuanya datangi tuh rumah-rumah
rakyat, tanyakan keluhan meraka apa-apa saja, fasilitas apa yang mereka
butuhkan, atau masalah apa yang harus segera diselesaikan. Jangan taunya
asik nak merayau je. Tiap tahun tak sudah-sudah,
jalan kat sana jalan ket sini, rakyat
ditinggal sendiri.
Kalau begini terus bagaimana rakyat mau percaya dengan bapak-ibuk
sekalian. Kerjaan aja belum begitu maksimal, udah banyak tingkah mau
pelesiran. Cape deh..
Oh iya, jika kalian juga geram terhadap program nge-trip “My
Tax Your Adventure” bapak-bapak dan ibuk-ibuk dewan kita ini, kalian bisa
dukung dengan mengisi petisi yang ditaja oleh Perkumpulan Fitra Riau di sini.
Daripada Kunjungan Kerja Ke Luar Negeri, Mending Ngunjungi Rumah Rakyat
Reviewed by Asique
on
7/15/2019
Rating: