sumber gambar: pexels.com
Oleh: Laras Olivia
Beberapa minggu ini banyak sekali kabar hangat yang mewarnai media. Pandemi C0V-19 terutama. Tapi, bukan itu yang ingin aku nak bagi cerita. Ada satu hal yang mengingatkan aku dengan sebuah pengalaman. Siapa lagi kalau bukan paranormal terkenal pembawa acara Karma. Hiyaa.
Roy Kiyoshi yang punya nama lengkap Roy Kurniawan ditangkap Satuan Narkoba Polres Jakarta Selatan di kediamannya di Cingkareng Indah, Tangerang pada Rabu malam, (06/05). Setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus penyalahgunaan Narkoba, ia sempat ditahan di Rutan Polres Jaksel.
Kabar-kabar yang beredar nih ya, Roy Kiyoshi mengalami susah tidur di malam hari lantaran banyak melihat hantu yang berada di Rutan itu. Kuasa hukumnya sudah mengutarakan keluhan Roy dan meminta untuk dipindah saja ke tempat rehabilitasi. Tapi eh, katanya pihak penyidik cuma ketawa aja, karena gak tau Roy punya kemampuan indigo. Wihihihi... Udah ah, aku mau cerita soal temanku aja.
***
April 2018, tiga pemuda dari berbeda daerah menginap di hotel untuk satu acara pelatihan. Aku dan dua teman lainnya, yaitu Indri dan Viktor. Setelah saling kenalan santuy, tiga pemuda yang gabut malam itu juga berpikir untuk cari udara segar. Akhirnya kami berjalan menuju rooftop melewati tangga.
Sampai di atas, ternyata lampunya gak nyala lagi, ada kolam renang yang airnya udah kering dan beberapa kursi di sudut dekat kolam. Berantakan pula. Entah mata ini yang lagi gak bener, tapi rasanya suasana di atas memang agak berkabut. Tempat itu seketika berasa ada unsur mistisnya, lurrr...
Aku berjalan beberapa langkah dari dua temanku, penasaran melihat-lihat ke sudut yang lebih gelap. Tetiba merinding cuy, aku cuma bilang permisi. Karena ada satu yang pantang dikatakan saat-saat di lokasi seperti ini, "Assalamualaikum". Bukan apa-apa, itu kan salam yang wajib dijawab. Kalau tetiba ada yang jawab "Waalaikumsalam?" bisa gawat!
Karena dirasa sudah cukup dan memotret pemandangan dari atas, kami memutuskan kembali ke kamar aja. Kita pun ngumpul di pojokan, asyik cekikikan, sambil tak henti nyomot cemilan.
Seketika Viktor mulai angkat barbel, eh angkat bicara. “Pas di rooftop tadi kalian ngerasa aneh gak sih?”
Aku dan Indri agak melongo. “Emm, mayan agak merinding gitu. Emang kenapa ya?”
“Nah itu tadi di atas ada yang gak suka pas kita dateng.”
“Anjrittt, eh ya ampun masa sih?”
Seketika suasana hening dan cuma terdengar suara news anchor di balik layar televisi. Ternyata oh ternyata, si Viktor ini bisa ‘melihat’ yang tak kasat mata, woy. Rupa-rupanya di rooftop tadi ada penunggunya (bahasa kiasannya) alias spooky (bahasa enggres-nya) alias spookachtig (bahasa kompeninya) alias seram (bahasa seriusnya).
“Iya, tadi ada yang cewek. Dia pake baju putih, rambut panjang dan wajahnya nunduk gitu. Dari auranya dia gak suka kita ada di sana, makanya tadi kuajak turun aja.”
“Eh, aku tadi sempat ke sudut yang gelap itu lho, ada yang nempel gak nih?? Hiii...” aku pun penasaran.
“Iya, lagian kakak ngapain juga tadi ke sudut kolam. Untungnya gak ada.” Wah selamaaattt... *Mengembuskan napas panjang.
“BTW, kamu dapat kemampuan bisa lihat yang begituan sejak kapan, Tor?”
“Aku kurang begitu inget. Tapi kayaknya emang keturunan dari buyut-buyutku.”
Kebetulan si kawan ini dari Pontianak dan asli keturunan Dayak. Kita makin penasaran dengan cerita-ceritanya.
“Gimana perngalaman pertamamu saat melihat hal-hal tak kasat mata?”
“Kalau gak salah waktu itu aku susah banget tidur di kamarku. Pas udah bisa tidur dan kebangun, tetiba ada sosok mahkluk yang berdiri dekat ujung ranjangku. Aku langsung cerita ke ibuku, dong. Dan belio bilang kalau kita memang bakal dapat ‘warisan’ itu saat sudah waktunya.”
“Waw, kamu gak takut lagi ya atau udah biasa?”
“Udah biasa, yang paling kuingat waktu itu pas ada kegiatan mahasiswa di suatu desa. Ada cewek yang kesurupan. Ternyata tu penunggunya ceritain ke aku kalau si cewek buang sampah pembalut sembarangan, di tempat kekuasaan si mahkluk itu lah.”
“Lalu gimana? Bisa diberesin?”
“Penunggu tempat itu kuat banget, dia pengendali semua lelembut (setan guys) yang ada di sana. Walaupun si cewek bisa pulih kembali, tapi si penunggu itu ngikut dia terus.”
“Wih serem, cuy”
Aku dan Indri naik ke tempat tidur, sedangkan Viktor duduk di kursi. Ia masih terus cerita tentang pengalaman-pengalamannya melihat hal-hal tak kasat mata. Kami berdua cuma bisa kalem sembari mangut-mangut. Ada setetes keheranan di raut wajahnya.
“Hotel ini mayan horor juga ya kan auranya. Apa karena lampunya yang gak terlalu terang, alias remang-remang?”
“Iya kan, padahal di pusat kota banget. Kita jalan kaki aja sampe ke Bundaran HI.”
Ya emang ada penunggunya, sang penunggu sudah barang tentu bukan petugas ronda, hansip, satpam, apalagi paspampers. Bahkan bukan orang, bukan pula binatang. Konon sang penunggu sudah bercokol di sana sejak entah kapan. Bahkan sejak gedung itu belum menjadi hotel seperti sekarang.
“BTW, dekat sudut lemari pakaian itu ada yang merhatiin lho,” kata Viktor melirik.
Siaaaal, aku baru ingat kalau kebagian tempat tidur dekat lemari. Aku dan Indri lantas tatap-tatapan. Lalu, tanpa merasa bersalah udah menghanyutkan dua wanita dalam kisah-kisah horor, Viktor pun bergegas ke kamarnya karena sudah mengantuk.
Akhirnya aku dan teman sekamar sepakat untuk menyalakan televisi hingga pagi. Kami berdua meyakinkan diri bahwa si penunggu lemari, atau siapapun lah dia gak bakal ganggu kalau gak diganggu. Kami pun tertidur.
Keesokan hari....
“Eh, ini siapa yang matiin tipi semalem.........?”
Pengalamanku Gibahin Hantu-Hantu bersama Anak Indigo di Hotel Paling 'Spooky', Ngeri Cuy!
Reviewed by Asique
on
5/16/2020
Rating: