Serial Anime 'One Piece' Sebenarnya adalah Propaganda Anarkisme & Anti-Fasisme

Sumber gambar: Pinterest


Oleh: Ardian Pratama



Gak banyak yang tahu sebenarnya Monkey D. Luffy adalah ketua Anarko. 


***


Anak-anak 90-an pasti gak bisa lepas nih dari anime satu ini. Siapa sih yang gak kenal Luffy, kapten bajak laut topi jerami yang pengen jadi raja bajak laut di semesta 'One Piece'?

Seri anime 'One Piece' memang tak pernah ada habis-habisnya. Hingga kini, kisah petualangan bajak laut topi jerami tersebut sudah mencapai 930 episode anime dan 96 volume buku komik. Dan masih lanjut entah sampai kapan.

Cerita aslinya berasal dari buku komik karangan Eiichiro Oda. Manga (komik Jepang) 'One Piece' mulai populer pada 1997. Kemudian bentuk animasinya dibuat dua tahun setelah komik itu booming. Info nih gan, komik 'One Piece' adalah buku paling laris di dunia, mengalahkan seri Harry Potter.

Dulu, kisah-kisah petualangan mereka nangkring tuh tiap minggu pagi di RCTI. Betapa jayanya masa-masa itu guys. Kemudian, sempat pindah ke Global TV. Dan entah mengapa tiba-tiba gak tayang lagi di stasiun TV mana pun. Akhirnya terungkap bahwa anime itu dicekal oleh KPI. Gak heran sih. Oh, KPI.

Kisah Luffy dan kawan-kawan bajak lautnya memang terbilang absurd. Siapa yang tak terhibur oleh kelakuan-kelakuan konyol mereka? Dan lagi, adegan baku hantam di cerita 'One Piece' betul-betul mengasyikkan. Walau mereka sendiri adalah kelompok bajak laut, namun keonaran yang mereka buat selalu punya tujuan baik.

Dunia bajak laut 'One Piece' memang benar-benar tidak digambarkan hitam-putih (baik dan jahat) oleh Oda. Berbeda dengan anime dan manga lainnya yang mengambil konsep klise yang baik selalu menang dan yang jahat selalu kalah. Tidak dengan 'One Piece', setiap tokoh punya karakter dan sisi peran yang unik. Banyak juga tokoh berada di wilayah abu-abu, tidak melekat pada label antagonis atau protagonis.

Jika kalian mengikuti serial ini dari awal (salut buat kalian yang nonton sembilan ratusan episode itu T_T), pasti merasa bahwa 'One Piece' bukan sekadar animasi hiburan belaka. Ada sesuatu yang tampaknya luput kita sadari. Sesuatu yang begitu penting dan relevan dari kisah itu sendiri, yaitu KEBEBASAN harus digapai dengan cara APAPUN dan BAGAIMANAPUN. 

Luffy adalah Seorang Anarkis


Di dalam cerita 'One Piece', Luffy si tokoh utama kerap digambarkan sebagai seorang pemuda yang gegabah dan dungu, namun kelakuannya kocak abis. Beberapa kali anggotanya kewalahan karena tingkahnya tidak terlihat seperti kapten bajak laut pada umumnya. Luffy juga tidak tertarik pada harta karun atau menguasai kejayaan di lautan. Walau ia berpikiran ingin jadi raja bajak laut, sepertinya ia cuma ingin gelarnya saja.

Luffy adalah orang yang serampangan dan suka-suka dalam mengambil keputusan. Namun, ia selalu punya sikap tegas terhadap para penindas. Hampir sebagian besar musuh-musuh yang dihajarnya adalah para penguasa brengsek. Ia pasti akan mengalahkan orang itu. Sebut saja seperti Arlong, Wapol, Crocodile, Enel, Doflamingo hingga Big Mom.

Luffy paling muak dengan orang-orang semacam ini, yang menggunakan kekuatan hanya untuk menindas dan berkuasa. Walau ia sendiri seorang bajak laut dengan kekuatan yang tangguh, tapi ia tidak berniat sedikit pun untuk berkuasa, apalagi menindas. Ia juga menganggap anggota bajak lautnya sebagai sahabat. Begitu juga sebaliknya, 'Mugiwara no Ichimi' (Persaudaraan Bajak Laut Topi Jerami) menganggap Luffy sebagai sahabat ketimbang kapten.

Dalam perjalanan mereka, kelompok bajak laut Luffy selalu membebaskan suatu wilayah dari cengkraman Angkatan Laut dan bajak laut lainnya. Ia berpendirian bahwa semua orang harus bebas dari tirani. Mereka akan bertarung dengan sengit demi mengusir si penindas.

Hal ini sesuai dengan pemahaman Anarkisme, bahwa manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang dapat hidup bebas tanpa ada belenggu kekuasaan dan otoritas apapun. Sehingga bentuk dan jenis kuasa harus dihapuskan selama-lamanya.

Untuk itu, Luffy dan kawan-kawannya bernasib sama dengan kelompok-kelompok Anarkis di luar sana, dicap sebagai kriminil dan penjahat (melawan aturan Pemerintah Dunia). Buronan kelompok bajak laut mereka juga lumayan tinggi, dan termasuk salah satu bajak laut generasi terburuk. 

Nilai-Nilai Anti-Fasisme


Di dunia 'One Piece', otoritas untuk menjaga perdamaian dunia dilimpahkan kepada Angkatan Laut oleh Pemerintah Dunia. Lantas, membuat Angkatan Laut punya pengaruh besar dalam mengatur kebijakan. Kemudian otoritas selanjutnya diberikan kepada Shichibukai (7 Bajak Laut berpengaruh) pilihan Angkatan Laut, untuk menjaga agar dunia tetap dalam keadaan aman.

Namun, semua itu hanya mendatangkan perdamaian semu. Shichibukai dapat berbuat sewenang-wenang tanpa pernah disentuh oleh hukum. Angkatan Laut hanya menjadi kaki tangan Pemerintah Dunia. Makanya, beberapa tokoh di Angkatan Laut dan Shichibukai muak dengan Pemerintah Dunia.

Seperti yang kutulis sebelumnya, ada tokoh-tokoh yang berada di wilayah abu-abu. Salah satunya adalah Aokoji Kuzan, mantan Laksamana Angkatan Laut (Admiral). Ia memiliki kepribadian yang tenang serta rendah diri. Motto hidupnya adalah "Keadilan yang Malas", maksudnya adalah keadilan bisa berubah bentuk tergantung di mana kau berpihak.

Aokiji hengkang dari Angkatan Laut karena tidak mau patuh kepada rivalnya yang naik pangkat jadi Fleet Admiral, yaitu Akainu Sakazuki. Aokiji tidak suka dengan cara-cara Akainu mengkomando Angkatan Laut. Akainu terlalu kejam dan dingin. Akainu juga tak segan-segan membunuh siapa saja jika tidak patuh perintahnya, termasuk Angkatan Laut sendiri. Sebenarnya, Aokiji dan Akainu bertarung untuk memperebutkan posisi Fleet Admiral. Namun, Aokiji kalah dan kehilangan kaki kirinya. Akhirnya, Aokiji meninggalkan Angkatan Laut dan bergabung bersama Bajak Laut Blackbeard

Tokoh lainnya yang menolak setia pada Pemerintah Dunia adalah Donquixote Doflamingo. Walau ia anggota Shichibukai yang harus patuh dan taat kontrak, ia sebenarnya tak pernah peduli, dan selalu membuat masalah. Ia memiliki dendam khusus pada Pemerintah Dunia. Ia juga musuh besar Luffy saat di Dressrosa (Kerajaannya).

Sebenarnya ada banyak lagi tokoh-tokoh yang digambarkan tidak patuh kepada Pemerintah Dunia, kita bahas yang greget saja ya biar cepat. Ayah Luffy misalnya, yang gak tanggung-tanggung bikin pasukan Revolusioner buat menggulingkan Pemerintah Dunia. Namun, hingga saat ini pergerakan organisasi itu belum terungkap lebar.

Luffy sendiri pernah nantang secara terang-terangan kepada Pemerintah Dunia. Saat itu kru Bajak Laut Topi Jerami sedang dalam misi penyelamatan Nico Robin di Enies Lobby. Luffy memerintahkan Soge King (Usop) untuk membakar bendera Pemerintah Dunia di puncak Menara Keadilan. Ini adalah scene terbaik menurutku di Arc Enies Lobby.

Pembakaran bendera Pemerintah Dunia ini memberi kesan bahwa Luffy tak peduli kepada sistem oligarki semacam Pemerintah Dunia itu. Ia muak dengan segala macam tindakan-tindakan otoriter di Enies Lobby.

"Jangan pernah membuat temanku menangis!" katanya.

Luffy juga pernah menghajar Tenryūbito (Bangsawan Dunia) sewaktu di Sabaody, sebelum time skip. Tenryūbito adalah interpretasi dari Pemerintah Dunia, orang-orang mulia yang berada di tingkat hierarki tertinggi. Alasan Luffy menghajarnya adalah karena mereka menyakiti temannya. Ia tak peduli penyerangan tersebut bisa memicu kedatangan Admiral Angkatan Laut.

Dari hal-hal itu Aku cukup yakin bahwa nilai-nilai anti-fasisme cukup terekspos di cerita 'One Piece'. Anti-fasisme sendiri sebenarnya adalah paham yang menolak adanya prinsip kepemimpinan dengan otoritas yang absolut atau mutlak. Menolak patuh kepada pemimpin adalah hal yang utama dalam ideologi ini. Karena kepatuhan hanya mengakibatkan kesengsaraan. Untuk itu, perlu semacam sikap dan tindakan untuk melawan fasisme. Aksi langsung atau propaganda.

Sekianlah ulasanku soal tetek-bengek urusan konspirasi anime ini. Semoga ceritanya cepat selesai. Soalnya letih terus-terusan menunggu episode baru tiap minggu. Jangan lupa guys di-share. Dah itu aja. 


Serial Anime 'One Piece' Sebenarnya adalah Propaganda Anarkisme & Anti-Fasisme Serial Anime 'One Piece' Sebenarnya adalah Propaganda Anarkisme & Anti-Fasisme Reviewed by Asique on 5/14/2020 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.