Ilustrasi/Ardian Pratama |
Oleh: Ardian Pratama
Bukannya sombong, tapi paling males ketemu dengan orang begini. Gak ada maju-majunya jadi manusia.
***
Pernah gak
kalian dimintai oleh teman untuk membuatkan akun medsos? Atau minta
dikembalikan akun medsosnya karena lupa password?
Dan yang lebih parah dimintai nge-hack
akun pesbuk mantan pacarnya? Seriusan itu gak keren!
Hal-hal di
atas yang membuat hidup kalian ntar
mati gaya, alias kuper. Berteman kok sama orang yang hape-nya doang smart,
orangnya nggak. Takut dibilang pilih-pilih teman? Ya jelas harus. Soalnya,
berteman itu investasi lo, harus punya hubungan mutualisme atau saling
menguntungkan. Setidak-tidaknya yang bisa membuatmu gelak tertawa.
Padahal,
teman-teman kalian bukannya baru kenal dengan internet atau tinggal di pelosok
hutan, justru memiliki hape kece dan tinggal di perkotaan. Nah, ini yang
menjadi persoalan, kok bisa ya?
Sebenarnya, mereka
bukan tidak mampu atau nggak ngerti, tapi terlalu menyepelekan teknologi dan
kurang inisiatif untuk eksplorasi. Jadinya kurang update. Terutama yang suka sotoy,
sekalinya digas pake kesaktian mbah Google, langsung terdiam.
Zaman
sekarang ini, kalau gak melek teknologi ya bakalan lenyap dari peradaban. Penduduk
Indonesia saja sudah 64,8% (APJII 2019) yang telah menyentuh internet, dan
kebanyakan adalah anak-anak muda. Apalagi kita memiliki bonus demografi yang
tinggi. Anak muda kalau belum menyentuh internet aduhh... Gimana ya?
Bayangkan
kalian ngobrol bareng teman-teman yang gak paham isu-isu terkini, atau malah gak
peduli sama sekali a.k.a linglung, betapa menyedihkan masa mudamu. Kalian hanya
buang-buang waktu di dunia ini, pergilah ke galaxy lain saja.
Sudahlah
nggak ngerti apa-apa, membosankan, pandangan madesu (masa depan suram), mau jadi penjaga hutan? Mendingan gak
usah berteman saja deh.
Seperti kata
pepatah zaman baheula, “Kebaikan satu-satunya adalah pengetahuan dan kejahatan
satu-satunya adalah kebodohan.”
Banyak hal
buruk bisa terjadi karena memiliki sifat bodoh. Tidak ingin menjadi tahu dan
ceroboh pada akhirnya. Kalian harus benar-benar menghindari jenis orang semacam
ini, tidak baik bagi kelangsungan hidup. Hehehe…
Alasan lain
untuk tidak memiliki teman yang gaptek adalah perkara masa depan kalian
sendiri. Manusia melek teknologi saja barang belum tentu memiliki pandangan
visioner, apalagi yang gaptek. Setidaknya, memiliki sahabat yang akrab dengan
teknologi memberi kita peluang untuk merubah masa depan.
Kalau kalian
sungguh memiliki teman-teman yang gaptek, jangan sungkan untuk katakan, “Gini-gini
terus, kapan berubahnya?” mudah-mudahan saja ia bakalan berubah betulan. Kalau
enggak ya, “Yaudah deh, sampai di sini aja. Dadaaaa…”
Harus gitu
dong, jangan biarkan ia menjadi toxic
yang terus menempel di tubuhmu. Gak membawa perubahan berarti sama sekali.
Bersahabat cuman untuk kumpul-kumpul doang di warung kopi sambil nikmatin senja
dan musik indie. Ah taek..
Kalian harus
sadar bahwa pertemanan kalian itu gak keren. Seperti halnya lingkaran setan,
disitu-situ saja gak bergerak kemana-mana. Suram bener ya..
Makanya, untuk
tidak mau berkehidupan seperti hal-hal di atas, ada baiknya mulailah mencari
kawan-kawan baru. Tentu tidak memiliki ciri-ciri yang lama pula. Mesti
mempunyai keterampilan, gagasan, kreatifitas, selera dan minat yang pokoknya mantap
abislah.
Tapi ntar
dibilang, “Kamu kayak kacang, lupa sama kulitnya,” Helloo.. kalian bisa balas pernyataan konyol begini dengan, “Sejak
kapan aku jadi kacang dan kamu kulitnya, malas banget euy!”
Punya Teman Gaptek Itu Nggak Keren, Selain Nyusahin Juga Ngebosenin
Reviewed by Asique
on
7/06/2019
Rating: