Ini yang Kami Lakukan Ketika Mendapat Uang Kaget Ratusan Juta



OlehJanaek Simarmata


Pandemi membuat tak sedikit orang menjadi "gila". Kadang mengkhayal dapat uang kaget lebih bermakna daripada nyari lowongan kerja.


***

Sebagai manusia yang tinggal di muka bumi, kita pasti merasakan dampak pandemi Covid-19. Mulai dari sektor kesehatan, pendidikan, kesejahteraan, hingga perekonomian. Banyak juga karyawan putus pekerjaan dan tahu-tahu harus kehilangan uang. Tentu mereka harus secepatnya mencari cara lain untuk membayar tagihan listrik, uang sewa rumah, atau cicilan motor matic. Gak kerja gak makan cuy!

Di tengah keprihatinan ini, banyak pihak sebenarnya mencoba membantu keberlangsungan hidup masyarakat yang kehilangan pekerjaan. Mulai dari penyaluran Sembako hingga bagi-bagi duit. Yaaaa, tapi yasudahlah ya. Artikel ini bukan untuk membahas hal itu.

Andai saja Super Deal Dua Milyar masih ada, pasti ratingnya bakalan naik atau bahkan pesertanya bejibun, mungkin bisa tayang tiap hari. Tapi masyarakat sekarang gak semudah itu percaya dengan tayangan pembodohan semacam itu.

Seketika aku berkhayal mendapatkan uang kaget senilai ratusan juta dari orang yang tidak kukenal. Khayalan ini datang karena temanku Daffi, yang baru selesai sidang skripsi dan ingin mendaftar program Prakerja.

Tapi sial, dia belum bisa karena namanya masih tercatat sebagai mahasiswa, dan ijazah belum keluar. Setelah mendengar keluhan Daffi, aku melemparkan khayalan itu ke topik pembicaraan kami di tongkrongan, yang saat itu hanya ada aku, Alfian, Daffi dan Nyoman. Biasanya tongkrongan kami ramai, entah kenapa malam itu sepi sekali.

Penasaran dengan apa yang akan orang lain lakukan ketika mendapati hal yang sama denganku. Aku memancing tiga temanku untuk bercerita tentang usaha apa yang akan mereka buat ketika diberi uang Rp 100 juta dengan cuma-cuma. Dengan spontan aku langsung bertanya.

“Weeey… kalau kalian dikasih uang seratus juta dengan cuma-cuma, kelen mau buat usaha apa? Kek uang kaget yang di tv itu, kita harus menghabiskan uang yang dikasih ke kita dalam waktu yang ditentukan. Kalau bisa habis bakalan dapat hadiah koper hitam yang kita gak tau isinya apa."

Temanku lantas merespon, “Percaya pula kau sama itu, settingannya semua itu," kata Nyoman sambil ngakak.

“Iya mana ada itu, Cok!" sahut Alfian dan Daffi.

"Ya kan kelen taulah sekarang cari kerja susah, Cok. Jadi kita mengkhayal kali aja ada yang mau buang-buang uang. Mana tau kita, ya berandai aja dulu, cemana?" timpalku.

Nyoman yang sedang bermain game seketika berhenti memandagi gawainya. “Kalau aku beli tanah lah, Cok. Udah paling jelas itu kalau mau beli tanah, pasti nanti bakalan naik harganya. Bisa aku jual lagi atau untuk aku bangun rumah nanti sama biniku hehehe.  Ehehehe buat usaha tadi katamu ya Jan?”

"Iya njirrr, usaha yang bisa jangka panjang gitu. Kalau beli tanah kan investasi jatohnya. Iya sih, jangka panjang tapi kan gak bisa menghasilkan tiap bulan. Payah juga jelasinnya cok ahhhh."

Di tengah perdebatan itu, Alfian yang sering kami panggil Akang langsung nimbrung. “Kalau aku sih buka warung Sembako. Semua orang pasti butuh terus bisa jaga warung sambil main game," khayalnya.

"Iya, Kang, pasti itu. Tapi asal jangan banyak yang ngutang aja, susah mutar modalnya cok kalau tertanam gitu. Mamakku kan buka warung di komplek kebun kampung kami, ya gitulah banyak yang ngutang. Utangnya belum lunas, ehh malah tambah ngutang lagi, udahlah tertanamlah modal itu," kata Nyoman menimpali.

Daffi yang masih sibuk dengan tontonan video youtube di gawainya slow respon. "Kalau aku usaha apa ajalah pokoknya yang tahan lama, gak basi gitu, Cok. Warung kek Akang asik juga, pokoknya yang tahan berbulan-bulanlah,"  sambungnya.

“ Ndehhhh ya apa cok, yang jelas aja dulu satu."

“Ya aku liat daerah tempat aku tinggal nanti lah, Cok. "

“Konter bagus juga tu Fi," saran Akang.

“Ya apalah pokoknya yang tahan lama terus bisa dipake sendiri kalau gak laku."

Aku terkerjut, ternyata mereka menjawab pertanyaan itu dengan pikiran yang sangat matang dan sudah dalam perencanaan. Aku mengira ini bakalan jadi obrolan yang tidak mendapatkan respon baik. "Kalau kau apa Jan?" teriak Nyoman yang duduk di sebelah Daffi. "Distro pasti?" tebaknya.

Sontak aku noleh ke arah Nyoman. "Kok tau kau, Cok?" tanyaku.

“Ya kau kan sering beli-beli baju, pasti gak jauh-jauhlah dari itu,” ungkap Nyoman.

"Iya sih, dah lama aku pengen buka usaha distro gitu. Tapi aku maunya brand sendiri gak mau jual merek orang lain gitu, Cok. Terus ditambah caffe di distronya. Jadi kalau ada yang mau nongkrong, pasti liat distronya juga," jelasku.

"Dua tingkatlah kau buat," tegas Nyoman.

"Iya Cok." 

“Buat online juga, Cok. Sekarang orang belanja dah banyak lewat online,” celoteh Daffi.

"Bisa dipikirkan itu, jadi kalian nanti kalau mau nongkrong terus beli baju di tempatku aja," candaku.

“Iya kalau kita masih tinggal berdekatan nanti," sahut Akang. 

“Sekarang gini, ada gak ini yang mau ngasih kita uang seratus juta cuma-cuma cok?,” teriak Nyoman. 

Sontak kami tertawa terbahak-bahak.

Ini yang Kami Lakukan Ketika Mendapat Uang Kaget Ratusan Juta Ini yang Kami Lakukan Ketika Mendapat Uang Kaget Ratusan Juta Reviewed by Asique on 1/09/2022 Rating: 5
Diberdayakan oleh Blogger.